- Shalat Istikharah adalah shalat sunnat dua raka’at yang dilakukan ketika seseorang ragu dalam memilih dua perkara atau lebih. Pelaksanaan salat istikharah tak ada bedanya dengan salat biasa. Hanya dua raka’at.
- Niat saat takbiratul ihram: “…Ushalli Sunnatal Istikharaati Rak’ataini Lillahi Ta’aala..”
- Pada raka’at pertama, setelah membaca al-Fatihah disunatkan membaca surat al-Kaafiruun, dan pada raka’at kedua (setelah al-Fatihah) membaca surat al-Ikhlas.Selepas salam, bacalah doa yang disarankan dalam istikharah.
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seseorang di antara
kamu mempunyai rencana untuk mengerjakan sesuatu, hendaknya melakukan shalat
sunah (Istikharah) dua rakaat, kemudian baca-lah doa ini:
((اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ
بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ
الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ،
وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ
-وَيُسَمَّى
حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِيْ فِيْ
دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ
ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ
لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاصْرِفْهُ
عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ
أَرْضِنِيْ بِهِ)).
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan
yang tepat kepadaMu dengan ilmu pengetahuanMu dan aku mohon kekuasaanMu (untuk
mengatasi perso-alanku) dengan kemahakuasaanMu. Aku mohon kepadaMu sesuatu dari
anugerahMu Yang Maha Agung, se-sungguhnya Engkau Mahakuasa, se-dang aku tidak
kuasa, Engkau mengeta-hui, sedang aku tidak mengetahuinya dan Engkau adalah
Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa
urusan ini (orang yang mempunyai hajat hendak-nya menyebut persoalannya) lebih
baik dalam agamaku, dan akibatnya terha-dap diriku atau -Nabi n
bersabda: …di dunia atau akhirat- sukseskanlah untuk-ku, mudahkan jalannya,
kemudian beri-lah berkah. Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan
ini lebih berbahaya bagiku dalam agama, per-ekonomian dan akibatnya kepada
diriku, maka singkirkan persoalan tersebut, dan jauhkan aku daripadanya,
takdirkan kebaikan untukku di mana saja keba-ikan itu berada, kemudian berilah
kere-laanMu kepadaku.”
Tidak
menyesal orang yang beristi-kharah kepada Al-Khaliq dan bermusyawarah dengan
orang-orang mukmin dan berhati-hati dalam menangani perso-alannya. Allah Ta’ala
berfirman:
“… dan bermusyawarahlah kepada mereka (para
sahabat) dalam urusan itu (peperangan, perekonomian, politik dan lain-lain).
Bila kamu telah membulatkan tekad, bertawakkallah kepada Allah…” (Ali
Imran, 3: 159)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar